Powered By Blogger

Selasa, 22 April 2014

Laporan Praktikum Kimia "Korosi"


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SMAN 3 SENGKANG
PRAKTIKUM SEMESTER GANJIL KELAS XII






                         Judul                           :           KOROSI          
Praktikan                      :           Regu Dua          
                                                                        1. ANDI SITTI NASMAH
                                                                        2. ANDI UTARI SAMSIR
                                                                        3. HERAYANTI
                                                                        4. NUR FADILLAH LATIEF
                                                                        5. RIDHA WAHYUNI
                        Kelas                            :           XII AKSELERASI
                        Tanggal Praktikum       :          1 Maret 2014

SMA NEGERI 3 SENGKANG
UNGGULAN KABUPATEN WAJO
TAHUN PELAJARAN 2014


I.        JUDUL PRAKTIKUM
“Korosi”

II.      TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dalam praktikum kimia “Korosi” yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1.     Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kimia “Korosi”
2.     Mengetahui peranan logam yang meningkatkan dan menghambat proses Korosi besi

III.     DASAR TEORI
A.    Pengertian korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Korosi disebut juga perkaratan. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada peristiwa korosi, bagian tertentu dari logam itu berlaku sebagai anoda, dimana logam mengalami oksidasi dan oksigen(udara) atau elektrolit mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat.
B.    Penyebab korosi
           Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa, serta garam, baik dalam bentuk senyawa anorganik maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara inilah yang dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mempercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenali sebagai bahan korosif.
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau struktur bangunan.


Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktivitas produksi, karena terjadinya pergantian peralatan yang rusak akibat korosi, bahkan kerugian tidak langsung dapat berupa terjadinya kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa, seperti kejadian runtuhnya jembatan akibat korosi, terjadinya kebakaran akibat kebocoran pipa gas karena korosi, dan meledaknya pembangkit tenaga nuklir akibat terjadinya korosi pada pipa uapnya.

C.    Cara-cara mencegah dan mengatasi perkaratan
Pecegahan terhadap korosi dapat dilakukan dengan perlindungan mekanis dan perlindungan elektrokimia. Perlindungan mekanis dilakukan dengan mencegah agar permukaan logam tidak bersentuhan dengan udara dan air, misalnya dengan pengecatan dan pelapisan dengan logam lain (penyepuhan). Contoh lapisan pelindung yang digunakan untuk mencegah kontak langsung dengan H2O adalah lapisan cat, lapisan oli dan gemuk, lapisan plastik, dan lapisan dengan logam lain yang memiliki potensial electrode yang lebih negatif.
IV.     ALAT DAN BAHAN
a.     Alat
-       Tabung reaksi
-       Gelas kimia 250 mL
-       Gelas kimia 50 mL
-       Pemanas
-       Rak tabung
-       Sikat tabung
b.    Bahan
-       Foil logam Al, Cu, Sn, dan paku besi
-       H2SO4 2 M
-       NaCl
-       K3Fe(CN)6 0,1 M





V.      CARA KERJA
Adapun cara kerja praktikum adalah sebagai berikut:
1.     Memanaskan air suling 100 ml dalam gelas kimia 250 ml sampai hampir mendidih.
2.     Memasukkan agar-agar sebanyak 2 g dan 5 g NaCl, aduk sampai larut.
3.     Menambahkan ke dalam campuran di atas indikator PP sebanyak 2 ml dan K3Fe(CN)6 sebanyak 2 ml, aduk larutan dengan baik dan hentikan pemanasan. Diamkan larutan sampai hangat sebelum digunakan.
(Campuran harus berwarna kuning, bukan hijau, biru atau tidak berwarna)
4.     Membersihkan 4 buah paku dengan amplas, cuci dengan detergen dan bilas dengan air suling.
5.     Memasukkan paku ke dalam gelas kimia 50 ml, kemudian tuangkan H2SO4 sampai seluruh paku terendam, biarkan selama 5 menit.
6.     Dengan menggunakan pinset bersih, memindahkan paku-paku tersebut ke dalam air panas, biarkan beberapa saat.
7.     Melilitkan foil logam Aluminium yang telah dibersihkan kebatang paku secara kuat, begitu pula dengan foil Cu dan Zn.
8.     Memasukkan paku-paku yang telah dililit foil logam ke dalam tabung reaksi yang diberi tanda sesuai logam, begitu juga dengan paku yang tanpa dililit.
9.     Menuangkan campuran yang hangat (tahap 3) ke dalam tabung reaksi sampai seluruh paku terendam.
10.  Mengamati perubahan yang terjadi pada ujung paku, pangkal paku dan lilitan logam mulai dari saat dituang samapai campuran dingin/beku.

  
VI.     DATA PENGAMATAN
Sistem
Keberadaan dan lokasi warna merah muda
Keberadaan dan lokasi warna biru
Persamaan ion reaksi
Reaksi Anoda
Reaksi Katoda
Fe
 Pangkal paku
 Ujung paku
 Fe(p) ® Fe+2(aq) + 2e
O2 (aq) + 2H2O(l) + 4e ® 4OH-(aq)
Fe/Al
 -
Pangkal dan ujung paku  
 Al(s) ® Al+3(aq) + 3e
 Fe+2 + 2e → Fe
Fe/Cu
 Lilitan logam
 Pangkal dan ujung paku
 O2 (aq) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-
 Cu+2 + 2e → Cu
Fe/Zn
 -
 Pangkal paku, ujung paku, dan lilitan logam
 O2 (aq) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-
 Fe+2 +2e → Fe

VII.   PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa urutan logam yang paling cepat mengalami korosi adalah:
-       Al (Aluminium)
-       Zn (Seng)
-       Fe (Besi)
-       Cu (Tembaga)
Pada percobaan di atas, aluminium mengalami reaksi anoda (teroksidasi) sehingga lebih cepat mengalami korosi, sedangkan besi mengalami reaksi katoda. Sehingga Al menghambat terjadinya korosi terhadap Fe.
Logam Fe yang dilapisi oleh Zn (Seng), yang mengalami reaksi anoda adalah H2O karena H2O yang terlibat lebih cepat teroksidasi dibanding Zn. Sehingga H2O inilah yang mengalamii korosii hingga dan menghambat terjadinya korosi pada Fe yang mengalami reaksi katoda atau reduksi.
Logam Fe yang tidak dilapisi apa-apa mengalami reaksi anoda atau reaksi oksidasi sehingga lebih cepat mengalami korosi sedangkan H2O yang mengalami reaksi katoda atau reaksi reduksii yang menghambat terjadinya korosi.
Logam Fe yang dilapisi oleh Cu (Tembaga), yang mengalami reaksi katoda atau reaksi reduksii adalah Cu. Sedangkan H2O yang mengalami reaksi anoda atau reaksi oksidasi yang lebih cepat teroksidasi dan mengalami korosi sehingga menghambat terjadinya korosi pada Fe.
Selain itu, dapat juga diketahui bahwa korosi logam dapat dihambat atau dikurangi dengan melapisi logam tersebut dengan logam lain yang potensial reduksinya lebih kecil, atau sering disebut galvanisasi. Peristiwa korosi juga disertai dengan reaksi anoda/oksidasi dan katoda/reduksi.
Cepat lambatnya suatu logam mengalami korosi tergantung pada potensial reduksinya, makin rendah potensial reduksinya, maka makin cepat mengalami korosi. Namun sebaliknya, makin tinggi potensial reduksinya, maka makin sukar mengalami korosi.

VIII.  JAWABAN PERTANYAAN
1.     Besi yang tergalvanisasi adalah besi yang dilapisi dengan Seng, dari hasil yang anda peroleh, diskusikan bagaimana galvanisasi besi akan mengurangi korosi, bahkan jika permukaan seng pelapis rusak dan besi terekspos ke udara?
Jawab:
Galvanisasi (penyepuhan) besi akan mengurangi korosi karena besi mengalami reduksi dan seng mengalami oksidasi, dan yang mengalami korosi adalah yang mengalami oksidasi. Dengan adanya galvanisasi maka kemungkinan terjadinya korosi akan lebih sedikit. Atau dengan kata lain, seng dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Oleh karena itu, potensial reduksi besi lebih positif dari pada seng (posisinya dalam deret volta lebih ke kanan), maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Dengan demikian besi terlindungi dan seng yang mengalami oksidasi.

2.     Kaleng timbal terbuat dari lempengan besi yang dilapisi dengan Pb, bagaimana Pb dapat mencegah atau menghambat korosi besi?
Jawab:
Pb tidak dapat mencegah atau menghambat korosi karena Pb terletak di sebelah kanan Fe dalam deret volta, itu artinya potensial electrode Pb lebih positif dibanding dengan Fe. Sedangkan untuk mencegah atau menghambat terjadinya korosi pada logam yaitu melapisinya dengan logam yang memiliki potensial electrode yang lebih negatif karena logam inilah yang lebih mudah teroksidasi sehingga menghambat terjadinya korosi. Misalnya Mn (Mangan), Mn ini terletak di sebelah kiri Fe (besi) atau potensial electrodenya lebih negatif. Mn inilah yang teroksidasi sehingga menghambat terjadinya korosi pada besi (Fe).
3.     Jika permukaan pelapis digores, kaleng Pb mengalami korosi sangat cepat dan lempengan besi yang tergalvanisasi tidak. Jelaskan alasan untuk perbedaan ini!
Jawab:
Pb mengalami korosi sangat cepat ketika permukaan pelapis digores, dan lempengan besi yang tergalvanisasi tidak. Perbedaan itu terjadi karena pelindung Pb atau penghambat korosi tergores, sehingga kaleng Pb bersentuhan dengan udara luar yang merupakan salah satu factor terjadinya korosi. Sebaliknya lempengan besi yang tergalvanisasi tidak, karena terlindungi oleh logam lain yang letaknya lebih sebelah kiri dalam deret volta (galvanisasi) sehingga melindunginya dari proses korosi.

IX.     KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan di atas dapat ditarik kesimpulan,yaitu :
Semua logam pada dasarnya mengalami korosi, namun cepat-lambatnya suatu logam mengalami korosi tergantung pada potensial reduksinya. Makin kecil potensial reduksi suatu logam, maka makin cepat logam tersebut mengalami reduksi. Sebaliknya, makin tinggi potensial reduksi suatu logam, maka makin sukar suatu logam mengalami korosi.
Selain itu, korosi pada logam dapat dikurangi atau dihambat dengan cara melapisi logam dengan logam lain atau sering disebut dengan galvanisasi. Pencegahan korosi juga dapat dilakukan dengan mencegah suatu logam untuk tidak bersentuhan dengan air.




X.      DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2011. Deret elektrokimia. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Deret_elektrokimia. diakses pada tanggal 28 November 2011 pukul 15.00 WITA )

Scribd. 2011. KOROSI. ( http://www.scribd.com/doc/17468458/KOROSI. diakses pada tanggal 28 Novemeber 2011 pukul 15.15 WITA)
           
Chem-is-try. 2011. KOROSI.  (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/reaksi-kimia-kimia-kesehatan-materi_kimia/korosi-2/ . diakses pada tanggal 28 November 2011 pukul 15.18 WITA)
Shvoong. 2011. KOROSI DAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN (http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/2229450-korosi-dan-dampak-yang-ditimbulkan/. diakses pada tanggal 28 November 2011 pukul 15.20 WITA )
Elektroindonesia. 2011. PENYEBAB KOROSI. ( http://elektroindonesia.com/elektro/elek32.html. diakses pada tanggal 28 November 2011 pukul 15.22 WITA )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar