LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SMAN 3 SENGKANG
Judul : KESETIMBANGAN KIMIA
Praktikan : Regu Dua
1.
ANDI SITTI NASMAH
2.
ANDI UTARI SAMSIR
3.
HERAYANTI
4.
NUR FADILLAH LATIEF
5.
RIDHA WAHYUNI
Kelas : XII AKSELERASI
Tanggal Praktikum : 8 Maret 2014
SMA NEGERI 3 SENGKANG
UNGGULAN KABUPATEN WAJO
TAHUN PELAJARAN 2014
I.
JUDUL PRAKTIKUM
“Kesetimbangan Kimia”
II.
TUJUAN
PRAKTIKUM
Adapun tujuan dalam praktikum
kimia ‘’Kesetimbangan Kimia’’ yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kimia ‘’Kesetimbangan Kimia’’
2. Menentukan
pH larutan asam lemah dengan menggunakan kertas pH indikator (universal) atau
larutan indikator
3. Menentukan
pengaruh pengenceran terhadap nilai pH
4. Menentukan
tetapan kesetimbangan ionisasi dan derajat ionisasi larutan asam lemah.
III.
DASAR
TEORI
A. Pengertian
Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan
setimbang reaksi yang tidak berhenti dan tetap berlangsung kedua arah secara
mikroskopis dengan laju yang sama. Kesetimbangan kimia tercapai pada saat dua
reaksi kimia yang berlawanan terjadi pada tempat dan waktu yang sama dengan
laju reaksi yang sama. Ketika sistem mencapai kesetimbangan, jumlah
masing-masing spesi kimia menjadi konstan.
Reaksinya berlangsung bolak-balik yang
merupakan zat semula (reaktan) direaksikan akan habis dan terbentuk zat baru
(produk) dan zat baru yang terbentuk dapat direaksikan dengan zat lain
menghasilkan zat semula.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kesetimbangan Kimia
Ada tiga (3) faktor yang dapat mengubah
kesetimbangan kimia, yaitu :
1.
Konsentrasi reaktan atau produk
Jika dalam sistem kesetimbangan ditambahkan
lebih banyak reaktan atau produk, reaksi akan bergeser ke sisi lain untuk
menghabiskannya. Sebaliknya, jika sebagian reaktan atau produk diambil, reaksi
akan bergeser ke sisinya untuk menggantikannya.
2.
Suhu
Secara umum, memanaskan suatu reaksi
menyebabkan reaksi tersebut bergeser ke sisi endoterm. Sebaliknya, mendinginkan
suatu reaksi menyebabkan reaksi tersebut bergeser ke sisi eksoterm.
3.
Tekanan atau volume pada sistem yang
mengandung fasa gas
Secara umum, meningkatkan tekanan
(mengurangi volume) pada campuran yang setimbang menyebabkan reaksi bergeser ke
sisi yang mengandung jumlah molekul gas yang paling sedikit. Sebaliknya,
menurunkan tekanan (memperbesar volume) pada campuran yang setimbang
menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang mengandung jumlah molekul gas yang paling
banyak. Sementara untuk reaksi yang tidak mengalami perubahan jumlah molekul
gas (mol reaktan = mol produk), faktor tekanan dan volume tidak mempengaruhi
kesetimbangan kimia.
C. Pengertian
pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman dan tingkat kebasaan. Asam adalah suatu
senyawa yang apabila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion H+
sedangkan basa adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan ke dalam air akan
menghasilkan ion OH-.
D.
Pengertian Indikator
Indikator adalah asam atau basa organik
lemah. Indikator asam atau basa memiliki trayek pH masing-masing. Harga pH
indikator ini bergantung pada perubahan warnanya.
IV.
ALAT
DAN BAHAN
a. Alat
§
Labu takar 50 mL
§
Pipet volume 5 mL dan 10 mL
§
Bulp (filler)
§
Tabung reaksi
§
Gelas kimia 50 mL
§
Termometer
§
Pipet tetes
b. Bahan
§
Asam asetat
§
Larutan indikator Timol biru, Metil orange,
Metil merah, Brom timol biru, Merah netral
§
Aquades
V.
CARA
KERJA
1. Ambil
5 mL larutan asam asetat 0,1 M dan masukkan ke dalam labu ukur 50 mL, tambahkan
air suling sampai tanda batas dan kocok samapi merata (disebut Larutan A). Ambil:
a. 10
mL larutan A, masukkan ke dalam gelas
kimia 50 mL dan ukur suhu dan pHnya dengan kertas pH universal.
b. 5 mL
larutan A, masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 3 tetes larutan indikator
yang sesuai pHnya.
2. Ambil
5 mL larutan A masukkan ke dalam labu ukur 50 mL, tambahkan air suling sampai
tanda batas dan kocok sampai merata (disebut larutan B). Ambil:
a. 10
mL larutan B, masukkan ke dalam gelas kimia 50 mL dan ukur suhu dan pHnya
dengan kertas pH universal.
b. 5 mL
larutan B, masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 3 tetes larutan indikator
yang sesuai pHnya.
3. Ambil
5 mL larutan B masukkan ke dalam labu ukur 50 mL, tambahkan air suling sampai
tanda batas dan kocok sampai merata (disebut larutan C). Ambil:
a. 10
mL larutan C, masukkan ke dalam gelas kimia 50 mL dan ukur suhu dan pHnya
dengan kertas pH universal.
b. 5 mL
larutan C, masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 3 tetes larutan indikator
yang sesuai pHnya.
4. Ambil
5 mL larutan C masukkan ke dalam labu ukur 50 mL, tambahkan air suling sampai
tanda batas dan kocok sampa merata (disebut larutan D). Ambil:
a. 10
mL larutan D, masukkan ke dalam gelas kimia 50 mL dan ukur suhu dan pHnya
dengan kertas universal.
b. 5 mL
larutan D, masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 3 tetes larrutan
indikator yang sesuai pHnya.
5. Ambil
5 mL larutan D masukkan ke dalam labu ukur 50 mL, tambahkan air suling sampai
tanda batas dan kocok sampai merata (disebut larutan E). Ambil:
a. 10
mL larutan E, masukkan ke dalam gelas kimia 50 mL dan ukur suhu dan pHnya
dengan kertas universal.
b. 5 mL
larutan E, masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 3 tetes larutan idikator
yang sesuai pHnya
VI.
DATA
PENGAMATAN
Asam Asetat
|
pH,
Kertas pH
|
Suhu,
0C
|
Indikator
pH
|
Warna
Indikator
|
0,001 M
|
3
|
34 0C
|
Timol biru
|
Kuning
|
0,0001 M
|
4
|
35 0C
|
Metil orange
|
Orange
|
0,00001 M
|
5
|
35 0C
|
Metil merah
|
Merah muda
|
0,000001 M
|
6
|
35 0C
|
Brom timol biru
|
Kuning muda
|
0,0000001
|
7
|
35 0C
|
Merah netral
|
Merah
|
Tabel
trayek pH dan perubahan warna larutan indikator
NO
|
INDIKATOR
|
TRAYEK pH
|
PERUBAHAN WARNA
|
1
|
Timol biru
|
1,2-2,8
|
Merah-Kuning
|
2
|
Metil orange
|
3,0-4,4
|
Merah-Kuning
|
3
|
Metil merah
|
4,5-6,3
|
Merah-Kuning
|
4
|
Brom timol biru
|
6,0-7,6
|
Kuning-Biru
|
5
|
Merah netral
|
7,0-8,0
|
Merah-Kuning
|
Perhitungan
:
HX +
H2O ↔ H3O+ + X-
[HX]
[HX]
= [HX]0 – [H3O+]
[H3O+]
= [X-]
Oleh karena HX yang terurai kecil,
maka [H3O+] = [X-] sangat kecil, sehingga [HX]
= [HX]0 – [H3O+] mendekati [HX]0,
sehingga :
[HX]0
[H3O+]
dapat mendekati dari pH, sebab pH = -log [H3O+]
Atau
log [H3O+] = -log pH → [H3O+] = 10-pH
[HX]0
1. Untuk
konsentarsi 0,001 M
pH
= -log [H3O+]
=
-log 10-3
= 3
[HX]0
10-2
= 3
2. Untuk
konsentrasi 0,0001 M
pH
= -log [H3O+]
= -log 10-4
= 4
[HX]0
10-2
= 4
3. Untuk
konsentrasi 0,00001 M
pH
= -log [H3O+]
= -log 10-5
= 5
[HX]0
10-2
= 5
4. Untuk
konsentrasi 0,000001 M
pH = -log [H3O+]
= -log 10-6
= 6
[HX]0
10-2
= 6
5. Untuk
konsentrasi 0,0000001 M
pH = -log [H3O+]
= -log 10-7
= 7
[HX]0
10-2
= 7
VII.
PEMBAHASAN
Dari
percobaan yang telah dilakkukan dapat diketahui bahwa:
Pada reaksi asam asetat dengan
konsentrasi yang bermacam-macam tidak terjadi perubahan suhu, karena suhu dapat
berubah apabila dipanaskan dan didinginkan. Selain itu pada percobaan juga
dapat dketahui bahwa semakin sedikit konsentrasi suatu zat, maka semakin rendah
pHnya, baik diukur dengan pH universal maupun menggunakan indikator. Dan juga
semakin sedikit konsentrasinya, maka konstanta kesetinbangannya semakin tinggi
atau semakin bertambah.
VIII. JAWABAN PERTANYAAN
1. Apakah
faktor pengenceran berbanding lurus dengan pH larutan asam lemah?
2. Apakah
niai Ka tidak berubah oleh adanya pengenceran ditinjau dari segi
teoritis, dan bagaimana dengan hasil pengamatan anda?
3. Apakah
suhu berpengaruh terhadap niai pH, Ka dan jelaskan jawaban anda?
4. Berapa
volume yang dibutuhkan untuk membuat asam asetat 0,1 M sebanyak 50 mL dari asam
asetat 0,2 M?
Jawaban :
1. Ya,
hal itu terjadi karena nilai pH yang didapat berasal dari konsentrasi larutan
yang diencerkan yang rumusnya adalah pH = -log [H3O+].
Jadi semakin kecil konsentrasi suatu larutan atau semakin encer suatu larutan
maka pHnya semakin besar.
2. Ditinaju
dari segi teoritis nilai Ka berubah dan berdasarkan pengamatan kami
nilai Ka mengalami perubahan, hal itu terjadi karena pH berbanding
lurus dengan pengenceran dan juga berbanding lurus dengan nilai Ka.
jadi, jika larutan pengenceran larutan berubah maka secara otomatis nilai Ka
juga berubah.
3. Suhu
tidak berpengaruh terhadap pH dan nilai Ka karena pada percobaan
konsentrasi tidak dipengaruhi oleh suhu, sedangkan konsentrasi berpengaruh
terhadap pH, dan juga pH berpengaruh terhadap nilai Ka.
4. Dik:
M1 : 0,1 M
V1 : 50 mL
M2 : 0,2 M
Dit:
V2:….?
Penyelesaian:
V1M1 = V2M2
50. 0,1 = V2. 0,2
V2 = 25 mL
IX.
KESIMPULAN
Pada percobaan yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa suhu tidak berpengaruh pada reaksi. Pada percobaan suhu
tidak mengalami perubahan, kecuali dipanaskan atau didinginkan.Selain
itu, pada percobaan juga dapat disimpulkan bahwa pengenceran berpengaruh
terhadap nilai pH, Yakni pengenceran berbanding lurus dengan nilai pH. Semakin
diencerkan maka nilai pH semakin meningkat.
Pada kesetimbangan ada beberapafaktor
yang mempengaruhinya, yakni diantaranya konsentrasi reaktan atau produk. Lalu
pH larutan dapat diukur dengan asam atau basa organik lemah yang sering disebut
indikator.
X.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/kesetimbangan-kimia/kesetimbangan-kelarutan/
adakah daftar pustaka yang dari bukunya langsung ataupun jurnal ?
BalasHapus