RESENSI NOVEL
Identitas Buku(1) Judul Novel : Perahu Kertas
(2) Nama pengarang : Dewi Lestari
(3) Penerbit, cetakan ke- : Bentang Pustaka, 8
(4) Kota Terbit : Yogyakarta
(5) Tahun Terbit
Cetakan pertama : agustus 2010
Cetakan ke-8 : Januari 2011
(6) Jumlah Halaman : xii + 444 halaman
(7) Ukuran : 20 cm
Menurut saya, Kisah-kisah yang dihadirkan dalam novel Perahu Kertas
sangat mudah dinikmati oleh pembaca. Ceritanya mudah diikuti dan sangat menarik
perhatian pembaca untuk terus membaca. Gaya ceritanya sesuai dengan minat anak
muda. Tokoh Kugy dan Keenan dalam cerita sangat menarik, dan kerumitan kisah
cinta mereka seolah-olah nyata. Pembaca sulit menebak kisah-kisah yanng akan
terjadi. Novel tersebut tidak melulu menggambarkan percintaan, namun juga bercerita
tentang persahabatan. Bumbu-bumbu persahabatan yang dihadirkan penulis membuat
pembaca ingin memiliki persahabatan yang hebat seperti dalam novel.
Kisah ini dimulai dengan Keenan, seorang remaja pria yang baru lulus SMA,
yang selama enam tahun tinggal di Amsterdam bersama neneknya. Keenan memiliki
bakat melukis yang sangat kuat, dan ia tidak punya cita-cita lain selain
menjadi pelukis, tapi perjanjiannya dengan ayahnya memaksa ia meninggalkan
Amsterdam dan kembali ke Indonesia untuk kuliah. Keenan diterima berkuliah di
Bandung, di Fakultas Ekonomi.
Di sisi lain, ada Kugy, cewek unik cenderung eksentrik, yang juga akan
berkuliah di universitas yang sama dengan Keenan. Sejak kecil, Kugy
menggila-gilai dongeng. Tak hanya koleksi dan punya taman bacaan, ia juga
senang menulis dongeng. Cita-citanya hanya satu: ingin menjadi juru dongeng.
Namun Kugy sadar bahwa penulis dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan dan
mudah diterima lingkungan. Tak ingin lepas dari dunia menulis, Kugy lantas
meneruskan studinya di Fakultas Sastra.
Kugy dan Keenan
dipertemukan lewat pasangan Eko dan Noni. Eko adalah sepupu Keenan, sementara
Noni adalah sahabat Kugy sejak kecil. Terkecuali Noni, mereka semua hijrah dari
Jakarta, lalu berkuliah di universitas yang sama di Bandung.Mereka berempat
akhirnya bersahabat karib.
Lambat laun, Kugy dan Keenan, yang memang sudah saling mengagumi, mulai
mengalami transformasi. Diam-diam, tanpa pernah berkesempatan untuk
mengungkapkan, mereka saling jatuh cinta. Namun kondisi saat itu serba tidak
memungkinkan. Kugy sudah punya kekasih, cowok mentereng bernama Joshua, alias
Ojos (panggilan yang dengan semena-mena diciptakan oleh Kugy). Sementara Keenan
saat itu dicomblangkan oleh Noni dan Eko dengan seorang kurator muda bernama
Wanda.
Persahabatan empat sekawan itu mulai merenggang. Kugy lantas menenggelamkan
dirinya dalam kesibukan baru, yakni menjadi guru relawan di sekolah darurat
bernama Sakola Alit. Di sanalah ia bertemu dengan Pilik, muridnya yang paling
nakal. Pilik dan kawan-kawan berhasil ia taklukkan dengan cara menuliskan
dongeng tentang kisah petualangan mereka sendiri, yang diberinya judul:
Jenderal Pilik dan Pasukan Alit. Kugy menulis kisah tentang murid-muridnya itu
hampir setiap hari dalam sebuah buku tulis, yang kelak ia berikan pada Keenan.
Kedekatan Keenan dengan Wanda yang awalnya mulus pun mulai berubah. Keenan
disadarkan dengan cara yang mengejutkan bahwa impian yang selama ini ia bangun
harus kandas dalam semalam. Dengan hati hancur, Keenan meninggalkan
kehidupannya di Bandung, dan juga keluarganya di Jakarta. Ia lalu pergi ke
Ubud, tinggal di rumah sahabat ibunya, Pak Wayan.
Masa-masa bersama keluarga Pak Wayan, yang semuanya merupakan
seniman-seniman sohor di Bali, mulai mengobati luka hati Keenan pelan-pelan.
Sosok yang paling berpengaruh dalam penyembuhannya adalah Luhde Laksmi,
keponakan Pak Wayan. Keenan mulai bisa melukis lagi. Berbekalkan kisah-kisah
Jenderal Pilik dan Pasukan Alit yang diberikan Kugy padanya, Keenan menciptakan
lukisan serial yang menjadi terkenal dan diburu para kolektor.
Kugy, yang juga sangat kehilangan sahabat-sahabatnya dan mulai kesepian di
Bandung, menata ulang hidupnya. Ia lulus kuliah secepat mungkin dan langsung
bekerja di sebuah biro iklan di Jakarta sebagai copywriter. Di sana, ia bertemu
dengan Remigius, atasannya sekaligus sahabat abangnya. Kugy meniti karier
dengan cara tak terduga-duga. Pemikirannya yang ajaib dan serba spontan membuat
ia melejit menjadi orang yang diperhitungkan di kantor itu.
Namun Remi melihat sesuatu yang lain. Ia menyukai Kugy bukan hanya karena
ide-idenya, tapi juga semangat dan kualitas unik yang senantiasa terpancar dari
Kugy. Dan akhirnya Remi harus mengakui bahwa ia mulai jatuh hati. Sebaliknya,
ketulusan Remi juga akhirnya meluluhkan hati Kugy.
Sayangnya, Keenan tidak bisa selamanya tinggal di Bali. Karena kondisi
kesehatan ayahnya yang memburuk, Keenan terpaksa kembali ke Jakarta,
menjalankan perusahaan keluarganya karena tidak punya pilihan lain. Pertemuan
antara Kugy dan Keenan tidak terelakkan. Bahkan empat sekawan ini bertemu lagi.
Semuanya dengan kondisi yang sudah berbeda. Dan kembali, hati mereka diuji.
Kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan
bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa kembali pasrah dalam aliran
cinta yang mengalir entah ke mana. Seperti perahu kertas yang dihanyutkan di
parit, di empang, di kali, di sungai, tapi selalu bermuara di tempat yang sama.
Meski kadang pahit, sakit, dan meragu, tapi hati sesungguhnya selalu tahu.
Diwarnai pergelutan
idealisme, persahabatan, tawa, tangis, dan cinta, “Perahu Kertas” tak lain
adalah kisah perjalanan hati yang kembali pulang menemukan rumahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar