Rafi, seorang anak desa yang bersekolah di
Belanda. Guna merampungkan studi S3 sosialnya di Belanda, ia harus melakukan
penelitian soial di Indonesia. Kembali ke Indonesia merupakan kesempatan emas
baginya untuk sekalian pulang ke kampung halamannya di Yogya. Setelah 12 jam
perjalanan menggunakan pesawat dan kereta api, ia pun sampai di stasiun Yogya,
dan bertemu adiknya tepat di ruang penjemputan stasiun.
Ophi :
Kak, 7 tahun tak berjumpa denganmu. Wah, wajahmu banyak berubah. Makin
jelek aja. (Tertawa)
Rafi :
Yee, ni anak bukannya memuji tapi meledek. Awas yaa..
Ophi :
Ahh, tidak lah kak. Ayo, pulang.
Lalu, kakak
beradik itu pun pulang ke rumah.
Rafi :
Assalamualaikum! (masuk rumah)
Ophi : (masuk rumah juga) Tunggu ya kak,
saya buatkan teh hangat. (masuk dapur)
Rafi :
(berbalik kea rah bingkai photo, menatapnya rindu dan mengusap photo
tersebut perlahan)
Sudah 10 tahun semenjak kepergian ibu dan
ayah karena kecelakaan. Tetap saja perasaan rindu ini tak kunjung padam.
Ophi : (Masuk ke ruang tamu, membawa baki
the hangat) Ini, diminum. (terdiam sejenak lalu berkata) Nah, selama di sini
kamu bakal ngapain?
Rafi :
Kakak, rencananya akan melakukan penelitian sosial di sini.
Ophi : Hmm, begitu rupanya.
Lalu,
Rafi-pun memulai penelitiannya di masyarakat sekitarnya. Ia, merasa miris
melihat bagaimana keadaan Indonesia, khususnya daerahnya pada saat itu. Yang
kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Keadaan ini benar-benar berbalik dengan berita yang
ia lihat selama di Belanda. Petani hanya dapat menggarap tanah dari pemerintah.
Tukang becak tak dapat menjadi tukang ojek karena harga BBM yang semakin
melangit. Selama lima bulan lamanya berada di kampungnya melakukan
penelitiannya, ia memutuskan untuk kembali ke Belanda, belajar mengenai politik
sehingga dia bisa membangun daerahnya lebih baik.
Selama di
Belanda, Rafi bertemu dengan seseorang yang berasal dari Kampung yang sama
dengannya. Khabil. Bersama dengan temannya ini, Ia memutuskan untuk pulang ke
Indonesia. Merealisasikan apa yang sudah menjadi niatnya 3 tahun yang lalu.
Sepulangnya di Indonesia, ia, temannya, dan adiknya, juga teman adiknya membuat
suatu organisasi kemasyarakatan untuk membangun daerahnya.
Di Rumah Rafi,
keadaan rapat.
Rafi : Langkah pertama yang harus kita
lakukan adalah membuat himpunan yang bergerak memajukan daerah kita ini.
Khabil : Bukankah, Pak Hanto melarang untuk mendirikan
organisasi. Apalagi di bidang politik?
Rafi :
Ya, itu memang benar. Namun, saya sudh memikirkan ini matang-matang.
Untuk memajukan bangsa kita ini, sangat perlu adanya organisasi. Tentu dengan
adanya organisasi, akan jauh lebih mudah dibandingkan bekerja sendiri-sendiri.
Saya sudah sangat siap untuk segala resiko yang akan terjadi. Saya Tanya,
bagaimana dengan kalian?
Ophi :
Saya juga sangat siap, kak.
Hera : Saya juga. Organisasi ini sangat
penting untuk memajukan bangsa kita yang semakin menurun curam (terpuruk juga
boleh mu bilang nanti :D).
Khabil : Baiklah, semuanya siap. Sayapun juga.
Hera : Lalu, apa nama organisasi kita ini?
Rafi : Saya sarankan, Pemuda Pejuang
Rakyat. Bagaimana?
Khabil : Wah, itu cukup bagus. Namun saya rasa,
bagaimana kalau terdapat kata pembela
saja?
Hera : Benar itu. Karena kita merupakan suatu
himpunan, bagaimana kalau namanya menjadi Pemuda Pembela Rakya? Bukankah itu
bagus?
Ophi : Ya, nama itu sangat tepat dengan
tujuan kita. Saya setuju.
Semuanya: Setuju.
Akhirnya,
berdirilah suatu himpunan pemuda yang bernama Pemuda Pembela Rakyat atau PPR.
Organisasi itu
memiliki visi misi yang kuat untuk memperbaiki kondisi rakyat desa. Kemudian
organisasi itu mulai mensosialisasikan/memperkenalkan kepada rakyat sehingga lama-kelamaan
banyak yang mendukung organisasi tersebut,
hingga organisasi tersebut diketahui oleh presiden dan sangat menentang
organisasi PPR.
Di lain tempat,
di dalam ruangan bapak presiden …
Andis : sekertaris dilla, akhir-akhir ini saya
sering mendengar suatu issue mengenai suatu organisasi yg di buat oleh seorang
mahasiswa ,kalau tdk salah bernama PPR, coba kau cari tau mengenai hal
tersebut.
Dilla : baik pak,
saya juga telah mendengar hal itu dari masyarakat sekitar.
Andis : hmm… hal
ini tidak boleh di biarkan .. nanti akan menjadi masalah besar.
Dilla : baik pak.
Saya mengutus orang untuk menyelidikinya.
Di luar ruangan.
Dilla dan alifa bertemu
Alifa : ada
perihal apa ,dilla?
Dilla : tadi sy
di panggil oleh presiden, dan menyuruh sy untuk menyelidiki suatu organisasi yg
katanya di bentuk oleh masyarakat sendiri secara diam-diam
Alifa : lalu…….?
(kebingungan). Apa yg akan kita lakukan?
Dilla : bias kah
kamu membantu sy untuk menyelidikinya?
Alifa : hah?
Akuu…….. yah baiklah… tapi sebaiknya kita harus hati-hati menyelidikinya. Emm….
Serahkan saja tugas ini padakuu. (tersenyum licik)
Dilla : ah. Benar
juga, kamu memang baik dan bias di andalkan .
Alifa :
tapiiiiii…. Sebelum saya ke sana. Fulusnya tetap adakan buat ku??? Hehee
Dilla : hah?
Emm.. tentu saja.
Alifa : ok..
Alifa lalu pergi
meninggalkan dilla, dan bersiap-siap untuk berangkat mencari tau tentang
organisasi tersebut. Lalu, alifa bertemu dengan a.baso di depan pintu.
Baso : heyy..
alifa, kamu mau ke mana? Apa kau telah mendapat ijin dari presiden?
Alifa : tentu
saja… aku pergi dengan tujuan yg jelas pula. Gak kayak kamu??? :D
Baso : hmm.
Dasar.
Alifa : maaf.
Hanya bercanda kok.. hehe
Baso : baik lah ,
(sambil membukakan gerbang)
Alifa sampai di
tempat atau markas organisasi tersebut dengan menyamar, dan dengan bantuan
informasi dari masyarakat.
Alifa :
sepertinya, ini benar tempatnya deh. (mencoba untuk masuk kedalam gedung)
Kabil : maaf
mbak, ada keperluan apa anda ke sini?
Alifa : saya
ingin mencari ketua dari organisasi PPR ,bukan?? (menjawab dgn ragu-ragu)
Kabil : maaf,
sebelumnya ada keperluan apa dengan ketua kami?
Alifa : saya
sudah membuat janji dengannya ,untuk bertemu hari ini. Jadi biarkan saya masuk.
(sambil menerobos
masuk)
Kabil : yahh..
silahkan masuk, saya akan mengantar anda ke dalam.
Kabil: rahmat,
ada seorang gadis yg ingin bertemu dgn anda.
Rafi : siapa yg
datang?
Alifa : umm.. ini
sy ada keperluan sedikit dgn anda. Sy utusan dari presiden .
Rafi ; ohh. Baik
. silahkan duduk.
Kabil : baik pak,
saya tinggal dulu.
Di dalam ruangan,
alifa dan rafi saling berbincang-bincang.
Alifa : begini
,saya utusan dari presiden untuk mengundang anda ke istana kepresidenan.
Rafi : ada
keperluan apa? Knp tiba-tiba mengundang saya ?
Alifa : ini ,,..
saya hanya ingin memberikan ini.
Rafi : emm.
Yah,, (sambil membuka undangan nya)
Rafi : besok pagi ,yah??
Alifa : yah,,
anda sangat diharapkan untuk datang besok. Terimakasih.
Mungkin saya pikir cukup,
karena saya datang ke sini untuk memberikan undangan ini saja.
Rafi : yah . baik
. silahkan
Keesokan
harinyaa. Di istana presiden.
Rafi : ass.. saya
datang ke sini karena ada undangan dari pak presiden. (memperlihatkan suratnya
kpd baso)
Baso : yah.
Silahkan masuk.
**
Rafi : boleh saya
bertanya, ruangan presiden dimana?
Dilla : baik,
saya akan mengantar anda kesana.
Sampai di ruangan
presiden.
Rafi : ass…
selamat pagi pak. J
Andis : silahkan
duduk.
Rafi : ada
perihal apa bapak memanggil saya ke kediaman bapak?
Andis :
begini, saya langsung saja ke pokok
pembicaraannya.
Saya mendengar
ada sebuah nama organisasi bernama PPR. Apa benar kamu pendiri organisasi itu?
Rafi : eehh..
memangnya ada apa dengan organisasi itu?
Andis :
sejujurnya . kamu sudah taukan kalau saya sangat menentang jika ada yg
mendirikan organisasi di Negara pemerintahan ku?
Rafi : maaf
sebelumnya pak. Bukannya saya kurang ajar atau suka membangkan. Tapi sy akan
tetap pada pendirian sy dan bertekad untuk membela yang benar
Andis : Apa
maksudmu ? ( sambil memukul meja) .
Andis : Apa kamu
ingin menjadi rakyat pemberontak ? (marah dan sambil menunjuk ke arah rafi)
Rafi : hmm, tidak
pak. Bukan begitu niat saya (sambil menunduk).
Lalu keduanya
diam sejenak, dan presiden mencoba untuk meredam kemarahan nya tadi.
Andis : baik. Sy
telah memikirkan solusinya. Ambil ini dan bubarkan organisasi tersebut
Rafi :
(menolak).. maaf pak
Andis : bukannya
kamu mendirikan organisasi untuk keuntungan bukan? Aku tau kamu butuh uang……..
Rafi : apa? Anda
mungkin salah paham pak terhadap niat sy mendirikan organisasi ini..
Andis : jadi,
kamu menolak tawaran sy ini? Berani-beraninya kamuu.. !
Rafi : (sambil
berdiri), maaf pak sy permisi dulu, saya piker tidak ada lagi hal yang perlu
dibicarakan . (keluar dari ruangan)
Andis : jangan harap
organisasi itu dapat bertahan lama.kamu akan menyesal. (sambil berteriak)
Rafi kemudian
melanjutkan langkahnya tadi yg sempat berhenti ketika mendengar teriakan
presiden kepadanya.
**
Ditempat
organisasi, kabil, hera dan novi berbincang-bincang.
kabil : ada apa
yah rahmat dipanggil presiden?
Novi : iyah..
kenapa tiba-tiba di panggil?
Hera : atauuuu..
Novi : atau apa ?
(penasaran)
Hera : atau ia
telah tau tentang organisasi kita ini?
Novi : iyah.. dan
knp rafi begitu lama disana dan belum pulang?
Hera : jangan
jangan ,ada apa apa lagi dengannya?
Kabil : sudah..
jangan berpikiran yg tidak tidak. Berpikiran positif saja, teman-teman .
Tak lama
kemudian, rafi datang…
Rafi : ass…
Hera : itu dia.
Novi : bagaimana
kak?
Kabil : apa yg
dikatakan oleh presiden?
Hera : iya,
mengapa presiden memanggil mu? Apa dia sudah tau tentang ofrganisasi ini?
Rafi :
tenang-tenang, saya jelaskan. (sambil duduk)
Rafi : begini,
presiden telah tau tentang organisasi ini, dan tentunya ia sangat menentangnya.
Dan ia ingin menyogok saya di istana tadi. Bagaimana menurut kalian?
Kabil : jangan ,
kami semua tidak ingin uang mereka…
Novi : iya saya
juga sangat tidak setuju itu.
Rafi :tapii..
Hera : kita tidak
boleh putus asa, bukankah niat awal kita mendirikan ini begitu baik.. untuk
membela rakyat.
Rafi : iya..
benar juga sih
**
keesokanharinya.
Presiden dan ketiga menterinya berkumpul di suatu ruangan.
Andis : kemarin
saya telah berbicara dengan ketua PPR itu, tapi ia menolak tawaran ku. Ia
menolak uang ku.
Alifa : lancang sekali
dia,, beraninya menentang presiden.
Dilla : memangnya
dia pemuda apa sich? Apa dia kaya, dan apa dia piker ia bisa hidup tanpa uang?
Baso ; benar juga
sih, tapi kalau sy perhatikan kemarin dia itu memang pemuda yg berani dan
mungkin saking beraninya, ia berani menentang presiden.
Andis : saya
punya rencana.!
Alifa ; rencana
apa pak?
Dilla ; yah
rencana untuk menjatuhkan pemuda yg sok itu.
Andis : benar.
Baso, sy mengutus kamu untuk ke markasnya dan membakarnya.
Baso : sepertinya
itu rencana yg bagus,pak
Dilla : tapi,
apakah itu bisa berhasil?
Alifa : udah,
optimis ajaa.. kamu ituuuuuuuu!
Andis :
sudah-sudah, cepat lakukan!
Baso,dilla,dan
alifa : baik pak.. (lalu pergi)
**
Ke esokan
harinya, markas PPR itupun di bakar oleh utusan presiden.
Lalu, kejadian
itu membuat ketua PPR yg bernama rahmat itu menjadi drop, dan putus asa. Dan ia
terus-menerus di teror ,karna berani menentang presidennyaa.
Tapi, sahabatnya
terus menyemangatinya, dan itu semua menjadi motivasi dan membangun kembali
semangatnya untuk membela rakyat kecil.
** di depan
teman-temanya
Khabil : kita
harus bangkit lagii..!!! selama kita di
pihak yang benar, jangan takut untuk melawan yang salah!
Hera : iya,
benar. Kita harus merebut hak kita yang di renggut begitu saja
Novi : benar,
apakah kita akan membiarkannya begitu saja. ??
Kabil : kita
harus memperbaiki Negara kita ini, selama kita semua masih kuat.. kita harus
memperbaiki nasib bangsa, untuk masa depan .
Rafi : benar. Itu
ide yg bagus. Besok kita ke istana presiden.! Bagaimana menurut kalian?
Hera,novi,kabil :
setuju!!!
**
Keesokan
harinya,Merekapun pergi ke depan istana presiden beserta rombongan nya. Sambil
menyorakkan suara-suara penolakan terhadap pemerintahan presiden sekarang ini.
rafi : “Turunkan pak Harno ..”
hera : “Kami ingin bukti, bukan omong kosong..”
khabil : “Betul, kalo hanya ngomong burung beo juga
bisa..”
rafi : “Jangan hanya ambil uang kami, namun ambil juga
harapan kami.”
novi : “Orang miskin juga orang hidup..”
Karena takut akan kemarahan
rakyat, Soeharno (andis)
memilih untuk bersembunyi dan tidak ingin keluar, namun karena Soeharno tidak
muncul dari istana kepresidenan, rakyat semakin beringas dan memaksa masuk
kedalam istana kepresidenan. Soeharno merasa terancam, akhirnya dia nekad
menyuruh para aparat untuk menembaki rakyatnya.
Andis : “dilla, suruh anak buahmu untuk menembaki mereka..”
Dilla : “Apa..?,
apa Bapak sudah gila, mereka tidak salah apa-apa, tapi kita kok seenaknya
menembaki mereka.”
Alifa : “Mereka sudah berani mengancam presidennya, dan
telah melanggar tata tertib.”
Andis : ya, benar yang dikatakan alifah..
Karena
terkejut dengan keputusan sang presidendilla
dan pasukannya hanya bertugas mengamankan saja, dan tidak
akan menuruti kata pak harno,dan mereka
hanya terdiam kebingungan.
Karena
ketakutan pak harno dengan spontan mengambil pistol dan menembaki para massa
yang berdemo. Para rakyat pun melarikan diri
karena mendengar suara tembakan,
namun rafi yang tidak bisa berlari secara
cepat, terkena tembakan dan mati seketika.
rafi : “(Berteriak karena kesakitan dan mati seketika)”
Akhirnya pemuda yang berani mengkritik kini telah mati, para rakyat yang lain sekarang
telah kehilangan semangat untuk melawan pemerintahan, mereka hanya diam saja
dengan nasib mereka. Tak ada yang berani melaporkan kasus rafi dan juga kasus-kasus tentang kekerasan yang
dihadapi para rakyat lainnya. Walaupun mau melapor, mereka tidak tahu juga
melapor kepada siapa. Negeri itupun menjadi negeri yang subur kekerasan,
penipuan, pembodohan, dan KKN. Namun negeri tersebut masih menantikan jiwa-jiwa pemuda yang berani berkata ketika semua
dipaksa diam, berani berbuat ketika semua dihadapkan pada pistol-pistol, negeri
tersebut masih berharap bahwa masih ada jiwa-jiwa reformer yang akan tumbuh
pada anak-anak bangsa, dan akan menegakkan keadilan rakyatnya juga membasmi
para pendusta rakyat yang berkeliaran.
Dan
karena jasa dan keberaniannya pemuda itu di kenang sepanjang masa sebagai
pemuda pertama pemberani menentang presiden..dan sekarang ini dibuatkan patung
untuk mengenang jasa2 nya..dan patung di tempatkan di museum dunia.
#Sekian#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar